Photobucket

Selasa, 11 Januari 2011

Waspadai Tayangan Televisi Buat Anak-Anak


Pada awalnya, TV diciptakan untuk memberikan informasi yang baik, yang menghibur dan mendidik. Sekarang TV berubah menjadi media jahat yang harus diwaspadai, khususnya bagi anak-anak. Orang tua dan kita semua wajib mengawasi konsumsi TV anak-anak. Mendampingi anak-anak saat menonton TV atau bahkan melatih anak-anak untuk libur menonton TV meski hanya sehari saja adalah cara efektif untuk menghindarai dampak buruk TV bagi anak-anak.

Berdasarkan penelitian, tayangan acara TV cenderung lebih memunculkan karakter negatif daripada karakter positif. Tanpa disadari, tontonan TV dapat memperlambat kemampuan anak untuk bertutur karena cenderung menjiplak begitu saja kata-kata yang terucap dari adegan tayangan di TV.

Menurut Kak Seto, tontonan TV tidak memberi peluang anak untuk berpikir, menjadikan anak kurang kreatif karena hanya sedikit memberikan ruang untuk mengembangkan imaginasi. Bahkan TV juga membuat anak-anak gagal berkonsentrasi. Salah satu penyebabnya adalah karena pertukaran gambar yang cepat, baik perubahan scene maupun perubahan sudut pengambilan kamera.

Karena menonton merupakan komunikasi searah, maka anak jadi pasif karena tidak adanya kesempatan menggunakan otaknya secara intensif.

Sangat disarankan bahwa jumlah jam menonton TV bagi anak-anak tidak lebih dari dua jam sehari. Untuk itu sebaiknya orang tua mendampingi secara aktif selama anak menonton TV. Pilihkan program yang paling sesuai dengan usia anak. Ajaklah anak untuk berdiskusi mengenai acara yang sudah ditontonnya untuk memberikan penilaian tentang karakter tokoh utama dan perilaku tokoh lain dalam acara itu secara positif.
Selain itu, coba tanyakan pada anak mengenai film atau acara apa yang disukai sehingga orang tua bisa mempertimbangkan apakah film atau acara tersebut pantas atau tidak untuk ditonton oleh anak.

Minggu, 09 Januari 2011

Menjadi Manager Keluarga Yang Profesional


Manager keluarga? Ya, itulah sebenarnya profesi seorang ibu rumah tangga. Namun, masih ada yang merasa malu, risih dan kurang percaya diri ketika harus menjawab pertanyaan “Ibu bekerja di mana?”

Padahal pekerjaan mengelola keluarga sungguh penting. Di sinilah seorang ibu harus melakukan pengawasan  terhadap organisasi kecil bernama keluarga. Ketika beratus keputusan dibuat setiap hari, ketika harus mengatur sumber penghasilan, ketika kesehatan dan kebutuhan gizi ditentukan, ketika keuangan dan masa depan didiskusikan, di sinilah peran manager keluarga sangat menentukan.

Namun apa yang terjadi ketika kehormatan dan kewajiban dalam keluarga tidak dihargai sebagaimana mestinya. Wanita tidak dilatih untuk menjalankan pekerjaan kerumahtanggaan seperti layaknya laki-laki dilatih dalam perdagangan dan profesinya. Akibatnya pekerjaan dalam keluarga dilakukan tanpa profesionalisme, dan dianggap sebagai hal rendah yang memalukan... padahal awal kesuksesan seseorang dimulai dari keluarga.

Ada enam strategi untuk menjadi seorang Manager Keluarga yang sukses:
1.      
Maksimalkan kekuatan Anda.

Setiap orang memiliki potensi. Potensi  merupakan bagian dari kekuatan yang Anda miliki. Ketika Anda belum mengetahui potensi yang Anda miliki, hal ini bukan berarti Anda tidak memiliki potensi. Yakinlah bahwa setiap anak yang lahir memiliki potensi, setelah itu Anda melakukan perenungan. Dengan begitu Anda menyadari akan potensi yang Anda miliki. Setelah itu mulailah menjalankan pekerjaan rumah dengan memanfaatkan potensi Anda.

2.       Meminimalkan kelemahan dengan melibatkan sumber daya yang ada.

Ketika Anda menghadapi pekerjaan rumah, yang Anda rasa kurang mampu, maka mintalah bantuan kepada anak atau suami. Meminta bantuan kepada anak merupakan bagian dari pendidikan rumah tangga, sehingga akan menumbuhkan rasa tanggung jawab anak sebagai anggota keluarga. Namun,  ketika Anda tidak memiliki anak yang cukup usia untuk membantu pekerjaan Anda, maka mintalah bantuan kepada suami, hal dimaksudkan untuk membangun soliditas tim dalam keluarga. Dengan begitu Anda juga membangun komunikasi sehingga dapat menjalin keakraban dan cinta dalam keluarga.
Yang perlu Anda perhatikan adalah, jangan pernah meminta bantuan suami ketika suami dalam kondisi letih dan kurang semangat. Ketika kondisi tersebut terjadi pada suami, maka yang paling tepat adalah, Anda harus memberikan perhatian lebih kepada suami.
3.      
3. Delegasikan tugas Anda

Salah satu fungsi kepemimpinan adalah adalah kemampuan seseorang dalam mendelegasikan tugas. Sebagai Manager Keluarga, terkadang Anda harus keluar rumah untuk belanja, arisan, berkunjung ke rumah saudara atau kegiatan di luar rumah yang lainnya. Kegiatan keluar rumah tentu akan mempengaruhi tugas Anda di dalam rumah. Nah, ketika hal itu terjadi, maka Anda harus mampumendelegasikan tugas Anda di rumah kepada anggota keluarga yang lain.

4.       Tentukan Prioritas

Tentu Anda, suami dan anak-anak merasa senang ketika melihat kondisi rumah dalam keadaan yang sempurna. Semua barang-barang tertata pada tempatnya. Hal ini akan terwujud manakala Anda mampu membagi peran waktu secara tepat. Anda harus bisa membedakan mana pekerjaan yang mendesak dan harus dikerjakan lebih dahulu, dan mana pekerjaan yang bisa dikerjakan berikutnya. Kesalahan menentukan prioritas pekerjaan bisa mengakibatkan pekerjaan yang lainnya berantakan.

5.       Bekerja lebih bijak bukan lebih berat.

Jangan pernah mengatakan pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan yang berat. Ketika hal ini ada di benak Anda, maka akan mempengaruhi psikologis Anda, yang pada akhirnya setiap pekerjaan rumah tangga yang Anda kerjakan dirasa berat dan melelahkan. Anda harus memahami tujuan pekerjaan anda, tindakan yang tepat dalam melakukan pekerjaan, belajar dari kesalahan yang pernah Anda lakukan dan tidak kaku dalam mencari alternatif pilihan untuk sebuah keputusan yang tepat.

6.       Pengeluaran tidak boleh melebihi pendapatan.

Setiap manager keluarga harus jeli dalam menyusun anggaran rumah tangga. Jangan sampai pengeluaran melebihi pendapatan. Mulailah menyusun anggaran keluarga. Biasanya sebesar apapun pendapatan, Anda tidak akan merasa cukup. Kalau tidak terkelola dengan baik, pendapatan besar pun akan cepat habis begitu saja. Berbelanjalah sesuai kebutuhan bukan keinginan. Anda juga harus menganggarkan tabungan di awal bulan bukan di akhir bulan. Yang terpenting juga bayarlah zakat 2,5% dari pendapatan. Dengan demikian uang Anda bersih dan berkah.

Sabtu, 27 November 2010

Seberapa Besar Mimpi Anda?


Inikah Salah Satu dari Impian Anda?

Bebas dari hutang yang semakin menumpuk?
Tidak perlu minta bantuan orang tua
bahkan...
Ikut membantu keuangan orang tua?
Tidak pusing memikirkan biaya sekolah?
Bisa segera memikirkan biaya pernikahan tanpa menyusahkan orang tua?

Atau Yang Ini?

Punya lebih banyak waktu untuk keluarga?
Bisa setiap saat menonton anak Anda pentas di sekolahnya?
Tidak perlu takut tidak mendapat cuti saat anak sakit?
Bisa selalu menemani anak tercinta belajar?
Atau Ini?

Punya kulkas dua pintu?
Punya rumah sendiri?
Punya mobil?
Jalan-jalan keluar negeri?
Masih Ada Lagi?

Mengikuti segala trend fashion terbaru tanpa takut tekor?
Ga mati gaya di depan calon mertua?
Berani memikirkan biaya tabungan naik Haji?
Mudah mengeluarkan uang untuk sedekah?
Kira-kira Yang Mana? ;-)

Apabila ada beberapa dari hal diatas
yang menjadi MIMPI ANDA...
namun Anda BELUM TAHU bagaimana mencapainya??